HILMAN FAHMI

31 Desember 2013 Akhirnya impian kami (Saya dan Istri) benar-benar terwujud, setelah satu tahun merencakan dan menabung untuk pergi ke Jogja baru bisa terlaksana pada akhir tahun 2013.  Pagi itu senin 30 desember 2013 kami berangkat dari rumah menuju Bogor dengan menggunakan sepeda motor, tujuan kami yaitu menuju kosan Bara, dia adalah saudara Saya yang sedang kuliah di Universitas Pakuan Bogor. Siang hari kami tiba di Bogor dan langsung menuju kosan Bara, disana kami beristirahat dan sekitar pukur 14.00 WIB kami menuju terminal Baranang Siang untuk membeli tiket di PO Bus. Syukurlah hari itu kami masih mendapat tiket, walaupun sebetulnya tiket tersebut sudah dipesan oleh orang lain, namun calon penumpang tersebut tidak datang dan akhirnya tiket tersebut diberikan kepada kami oleh petugas PO Bus tersebut. Tiket untuk ke Jogja sudah ditangan, kami kembali ke kosan saudara Saya untuk menitipkan motor, karena memang sudah direncanakan dari awal bahwa kami berangkat dari rumah ke Bog

Setelah ubek-ubek semua isi file di laptop, ternyata nemu kumpulan puisi lama.  Rabu, 13’07’11, 20;23 Satu asa, satu rasa, satu cinta Menyatu dalam satu jiwa Kini rasa cinta itu hadir kembali Mengisi relung hatiku yang hampa Tapi mengapa terlalu sulit Tuk ungkapkan rasa itu Seakan ada keraguan dihati ini A kankah cinta ini bisa menyatu Dalam satu ikatan yang suci Ku tak ingin cintaku pergi Yang ku inginkah hanyalah bersamanya Ku slalu berharap cinta ini abadi sampai akhir hayat   Jum'at, 15’07’11, 19;37 Malam ini langit terlihat redup Namun, tampak indah Kulihat bulan diatas sana Ketika ku memandang bulan Ku slalu teringat pada seseorang yang jauh disana Bulan sampaikan salam rinduku untuknya   Jum'at, 22 juni 2012 In memoriam... Sepanjang jalan kenangan Kini kulalui kembali ... Terbayang lagi saat pertama bersamanya Tak ingin rasanya waktu cepat berlalu Saat ini kuingin mengenang semu

Media ini Saya buat untuk bersilaturahmi dan bertukar informasi. Saya dilahirkan 27 tahun yang lalu di Kampung Cihaneut namanya, namun nama kampung tersebut berbalik 180 derajat dengan keadaan sebenarnya yang cuacanya cukup dingin. Menurut carita baris kolot Cihaneut diambil dari nama sebuah sungai yang mata airnya hangat. Namun sejak saya lahir sampai saat ini saya tidak menemukan mata air yang katanya hangat tersebut. Saya lahir dan besar di kampung Cihaneut, banyak cerita yang dialami di kampung tercinta ini. Cerita menyenangkan, menyedihkan, memalukan Saya alami di kampung ini, itu semua akan menjadi kenangan yang pasti akan saya ceritakan kepada penerus sejarah keluarga Saya.